Cinta
Monyet Kiara
Matahari masih malu-malu untuk menampakkan sinarnya.
Udara pagi masih begitu dingin dan
daun-daun pun masih bermandikan embun. Dan jarak pandang pun masih terbatas
karena tertutup kabut. Sekolah Dasar Pelita Arum masih terlihat sepi. Hanya ada
segelintir siswa yang mulai menampakkan diri ke sekolah. Ada yang baru tiba
dengan sepeda kayuh mininya, ada juga yang baru tiba diantar orang tuanya.
Termasuk Risa dan Kiara ,mereka baru tiba di sekolahnya dan mulai berderap ke
kelas untuk meletakkan tas mereka. Dua anak kecil itu , atau tepatnya dua
bersahabat itu lalu menuju ke kelasnya dan meletakkan tas mereka yang bergambar
barbie itu.
‘’Eh
ra kamu bawa bekal apa hari ini?’’ Tanya Kiara .
‘’Aku
dibawain bekal nasi goreng sama telur mata sapi, kesukaanku kalo kamu bawa apa?
‘’ kata Risa dengan polosnya.
‘’Aku
bawa bekal nasi sama tempe mendoan dan sosis buatan ibuku ..’’ jawab Kiara.
Mereka
ini sekarang duduk di kelas 4 SD. Dan mereka sangat akrab seperti saudara
sendiri. Sayangnya, rumah mereka berjauhan. Rumah Risa dekat dengan SD nya dan
rumah Kiara jauh dari SD itu, jadi
mereka hanya bisa bertemu di sekolah atau kalau ada kegiatan belajar kelompok.
‘’
Keluar yuk Ra, sebelum bel masuk .. ‘’ ajak Risa .
‘’Ayuk
..’’ sahut Kiara bersemangat.
Mereka
berdua llalu keluar kelas menikmati harum bunga segar pagi hari di taman depan ruang kelas mereka. Sekolah
Dasar itu memang cukup luas dan memiliki halaman yang cukup luas juga. Di depan
kelasnya pun terdapat taman kecil yang ditumbuhi berbagai bunga. Letak nya pun
tidak terlalu ramai terganggu suara
bising kendaraan jalan raya besar. Tetapi terletak di depan jalan utama sebuah
desa yang cukup asri.
Teng…
teng…teng….
Lonceng
tanda masuk itu berbunyi nyaring , anak-anak mulai berlarian masuk ke kelas nya
masing-masing, termasuk Risa dan Kiara.
‘’Wah
udah bel aja ,..padahal aku masih mau mengagumi bunga yang cantik-cantik ini’’
kata Kiara kecewa.
‘’Ah
kamu ini … kan kita di sini mau belajar dan menuntut ilmu, bukan untuk menciumi
bunga-bunga ini ‘’ kata Risa.
‘’Yuk
ah masuk .. nanti Bu Nur keburu masuk kelas dan kita kan dari tadi pagi udah
berangkat paling awal masak kita masuk kelasnya telat ..’’ kata Risa.
‘’Yaudah
yuk.. ‘’ kata Kiara sambil tak henti-hentinya memandangi bunga-bunga cantik itu.
***
Lonceng
tanda istirahat pun berbunyi. Segera anak-anak berhamburan keluar kelas , ada
yang menuju koperasi, ada yang menuju kantin, ada pula yang sekedar
berbincang-bincang di depan halaman. Risa dan Kiara pun menuju koperasi untuk membeli alat tulis. Tiba-tiba
dua arang anak laki-laki berjalan menuju ke arah Risa dan Kiara dan menghampiri
mereka.
‘’Hey
kalian anak kelas 4 kan ? dan kamu siapa namamu ?’’ Tanya anak laki-laki
berkulit putih dan tinggi pada Kiara.
Kiara
hanya bisa membeku diam dan tidak tau harus menjawab apa karena terkejut.
Kemudian
Risa tau kondisi itu dan langsung mewakili Kiara menjawab ‘’dia Kiara kak ..
temenku sekelas..’’
Pelan
Kiara menjawab ‘’…Kiara Larasati …. ‘’
sambil menunduk dan tidak berani menatap anak laki-laki itu.
Anak
laki-laki itu ternyata anak kelas 6 namanya Rabel dan David .
‘’Aduh
Sa ..siapa ya anak laki-laki tadi..sampai kaget aku ,’’ kata Kiara.
‘’Oh
itu tadi … yang kulit putih tinggi itu namanya kak Rabel dan yang satunya tadi temannya, namanya
kak David ‘’ jawab Risa.
‘’Kok
kamukenal sih? ‘’ Tanya Kiara.
‘Kalo
kak Rabel sih tetangga aku Ra .. kalo kak David aku taunya temennya karena aku
sering lihat kak David kalo lagi pas maen ke rumah kak Rabel ,dan mereka itu
bersahabat ya kayak kita ini ’’ kata
Risa.
‘’Sa
kok aku deg-deg an ya saat kak Rabel
tanya namaku tadi’’ kata Kiara.
‘’Hayo
lohh…… ‘’ ledek Risa.
***
Kiara
masih kepikiran tentang anak laki-laki kakak kelasnya itu, ia memang masih
kecil , tapi entah kenapa dia merasakan pearasaan aneh saat dia bertemu dengan
Rabel.
Dan
pada suatu hari , Kiara ditengah-tengah pelajarannya Bu Nur berbicara serius
pada Risa teman sebangkunya itu.
‘’Sa
aku kayaknya suka deh sama tetanggamu itu ‘’ bisik Kiara.
‘’Tetangga
yang mana? ‘’ tanya Risa .
‘’Itu
loh yang kemaren nyegat kita pas kita mau ke koperasi’’
‘’Oh
itu..nanti aku bilangin deh .. ‘’ jawab Risa.
‘’
jangaannnn Ra aku malu…’’ jerit Kiara
pelan.
‘’Kiara
Risa !! apa yang kalian lakukan?? ‘’
teriak Bu Nur mengetahui anak didiknya berbisik-bisik dan tidak memperhatikan
pelajarannya.
‘’eng-enggak
Bu.. ‘’ jawab Risa dan Kiara nyaris
bebarengan. Mereka lalu menekuni bukunya dan pura-pura mencatat.
Sebagai
gantinya mereka tidak berbisi-bisik lagi tetapi meggunakan kertas sobekan keci.
‘’ ra aku
kayaknya suka sama kak Rabel’’
Risa
hanya tersenyum kecil membaca surat keci dari sahabatnya yang masih polos
menyatakan rasa sukanya kepada seorang laki-laki. Kiara belum tahu apa arti
sesungguhnya dari ucapannya itu.
‘’ iya nanti
aku bilangin ra :D ‘’
Kontan
Kiara membelalak membaca balasan suratnya dari teman sebangkunya itu. Lalu
Kiara berbisik pada Risa ‘’ jangan sa jangaaan ,aku cuma ingin curhat ke kamu
aja ‘’.
Setelah
percakapan itu ,hari-hari mereka tidak lagi membicarakan tentang Rabel. Mereka
sibuk belajar untuk menghadapi persiapan ujian kenaikan kelas yang akan dimulai
5 hari lagi. Ternyata diam-diam Risa menyampaikan surat sobekan kecil yang
tulisannya belum begitu rapi itu ke Rabel. Risa senyum-senyum sendiri dengan
kelakuan sahabatnya itu.
Rabel
pun hanya tersenyum-senyum simpul dengan kelakuan adik kelasnya itu. Dan ia
lalu menulis sesuatu di kertas yang isinya lebih panjang dan tulisannya lebih
rapi. Lalu menyerahkannya pada Risa sambil masih tersenyum simpul.
Risa
berlalu dari rumah Rabel dan Risa penasaran apa isi surat dari Rabel untuk
sahabatnya itu, tapi ia tidak berani membukanya. Keesokan harinya buru-buru ia
kesekolah dan langsung memberitahu Kiara serta menyampaikan suratnya.
‘’Apa
ini ?’’ tanya Kiara setelah menerima sebuah kertas dari Risa.
‘’surat
dari Rabel ,hahaha ‘’ Risa tertawa
‘’Apaaaaaa?????
Kamu kasih catatan kecil kemarin ke Rabel? Aduh mau ditaruh mana mukaku ??? jerit Kiara .
‘’Udah
cepetan buka suratnya ‘’ kata Risa.
‘’Tapi
kita harus cari tempat yang aman nih
buat bacanya’’ kata Kiara.
Halo Kiara yang
manis ,, aku udah baca suratmu kemarin .. belajar nulis lagi ya biar agak
bagusan dikit tulisannya ,hehe
Aku juga suka sama kamu Ra … tapi maaf
Ra … kita kan masih sama-sama kecil dan kamu juga masih kecil , aku pun harus
mau fokus dulu sama ujian akhirku yang tinggal waktu dekat ini…
Aku janji setelah kita dewasa nanti aku
akan kembali pada mu… udah ya , belajar
yang rajin ya…
‘’Ah aku malu saaaa….
Ini gara-gara kelakuan mu tauk ‘’ rajuk Kiara dengan manyun-manyun.
‘’Tapi kamu seneng kan?
Hayo…. ‘’ kata Risa menggoda sahabatnya.
Kiara hanya
tersipu-sipu diledek oleh sahabatnya itu.. Rabel benar… mereka masih terlalu
kecil untuk mengenal apa itu cinta.