Posted by Rahayu Rista Astari
Tugas
Tafsir Artikel Tentang Evaluasi dan Peta Jalan Dakwah
Monitoring
dan Evaluasi Dakwah
Aktivis
dakwah yang mencakup segi-segi kehidupan yang amat luas hanya dapat berlangsung
dengan efektif dan efesien apabila sebelumnya telah dilakukan persiapan
danperencanaan yang matang.9 Unutk melakukan persiapan dan perencanaan yang
matang, maka diperlukan monitoring dan evaluasi dakwah. Dari monitoring dan
evaluasi inilah dapat diperoleh imformasi tentang permasalahan umat-umat yang
selanjutnya dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam melakukan persiapan dan
perencanaan dakwah.
Pada
aspek ini sering kurang mendapatkan perhatian secara serius dan profesional
oleh lembaga dakwah, sehingga banyak program-program dakwah yang terkadang
tanpa termonitoring dan terevaluasi secara baik dan dibiarkan berjalan ala
kadarnya.
Monitoring
dan evaluasi dakwah ini sangat diperlukan untuk mendapat informasi yang akurat
mengenai tingkat keberhasilan dakwah. Dalam evaluasi tersebut akan terlihat
kelebihan dan kekurangan dakwah yang telah dilaksanakan, tingkat relevasi
paket-paket dakwah yang ditawarkan dengan kebutuhan mad’u (sasaran
dakwah), dan sejauh
mana aktivitas dakwah yang telah dilakukan dapat mentransformasikan cita-cita ideal Islam ke dalam realitas
umat.
Membuat
Pemetaan (Peta Dakwah)
Salah
satu usaha untuk mengetahui materi dan metode dakwah yang dibutuhkan oleh
kelompok masyarakat tertentu adalah melalui penyusunan peta dakwah. Peta dakwah
adalah gambaran (deskriptif) menyeluruh tentang berbagai komponen yang terlibat
dalam proses dakwah.
Adapun
komponen pokok yang akan dimuat dalam peta dakwah ini, yaitu: pertama, komponen
yang berkaitan dengan keadaan umat Islam sebagai sasaran dakwah; kedua,
komponen yang berkaitan dengan proses yang berkiatan dengan pelaksanaan dakwah.
Sasaran
dakwah yang dimaksud di sini ialah khalayak. Khalayak dakwah yang merupakan
sasaran berlangsung dalam proses komunikasi saat dakwah berlangsung yang memuat
pesan –pesan dakwah. Khalayak yang terdiri dari massa dan kemudian berproses
malahirkan kumpulan orang atau disebut public merupakan suatu kelompok orang
yang tertarik kepada pesan dakwah yang menyentuhnya melalui pidato atau ceramah
keagamaan atau pun melalui media massa.
Khalayak
yang juga terdiri dari kumpulan individu-individu ini satu sama lain tentunya
memiliki karakteristik yang berbeda-beda dalam halnya menerima pesan dakwah
islam. Yakni mereka yang terdiri dari sekelompok orang yang punya keahlian
tertentu, memiliki tingkat penalaran yang tinggi dalam menerima setiap
pesan-pesan dakwah, orang-orang yang kritis, dan orang-orang yang mempunyai
tingkat analisis yang tajam, juga individu-individu yang pasif, maupun
mereka-mereka yang memilih membisu ketika berlangsungnya proses dakwah.
Menurut
“teori peluru” atau teori jarum suntik hipodermik atau teori sabuk transmisi
menyebutkan bahwa khalayak itu pasif dan tidak berdaya dan pesan (dakwah) yang
disalurkan melalui media massa akan langsung diterima. Media massa dipandang
memiliki kekuatan yang mendekati gaib dengan kekuatan yang besar.
Ternyata
peran media massa dalam hal menyampaikan dakwah islam di sisni cukup memiliki
pengaruh besar bagi umat. Faktor yang
mempengaruhinya antara lain semakin mudahnya akses media massa, siapapun bisa
mengaksesnya dengan mudah, dan sifat media massa yang menyeluruh atau
universal. Pesan dakwah pun dengan mudah dapat disampaikan melalui acara-acara
TV, tablig akbar secara langsung, sinetron islami dll.
Namun
pesan dakwah yang di sampaikan melalui media massa hanya dapat mempengaruhi
dari segi pengetahuannya saja. Yakni tentu saja pengetahuan tentang islam.
Khalayak menjadi lebih tahu tentang islam tetapi kurang mampu mempengaruhi dari
segi perubahan sikap. Mungkin saja dakwah
yang dilihat atau pun didengar dari media massakurang begitu menyentuh
hati atau tidak berasal dari dalam dirinya sendiri. Bisa saja hal itu hanya
untuk mengisi waktu luang atau sekedar melihat saja.
Jadi
menurut saya, peta jalan dakwah ataupun gerakan dalam rangka menggencarkan
dakwah islam melalui media massa memang sangatlah efektif dan efisien tapi
dakwah dengan cara tradisional secara langsung juga harus digencarkan. Karena
dakwah tradisional seperti di masjid ataupun langgar-langgar kampung-kampung
selain bisa menyampaikan pesan islami juga menjadi titik interaksi maupun
silaturahmi antara satu individu dengan individu lainnya.
Meskipun
dakwah ini disebut dakwah kuno, tetapi menurut saya ini merupakan cara
tradisional yang bisa meningkatkan kerukunan antar umat. Untuk mengatasi
kebosanan atau bahkan biasanya rasa kantuk yang menyerang para khalayak mungkin
metodenya perlu diperbaharui yang dulunya hanya pengajian itu hanya inti
ceramah keagamaan , mungkin bisa diperbaharui dengan lantunan-lantunan nyanyian
islami yang menarik atau dengan variasi nasyid dengan bahasa daerah. Bisa juga
di selingi dengan lantunan music hadrah atau iringan rebana dengan nasyid
islami, shalawat, ataupun lagu masa kini yang liriknya sudah dimodifikasi
sedemikian rupa menjadi lirik islami sebagi pengingat kita agar dekat dengan
Allah SWT.
Dengan
begitu, para khalayak pun akan merasa terhibur dan bahkan ikut larut dalam isi
nyanyian tersebut sehingga akan menggugah untuk merubah sikapnya dengan
perilaku yang lebih baik lagi.